Monday 3 August 2015

Tea Mate: Cinta dari (Dua) Cangkir Teh

Kekuatan sebuah musik.
Sebaris baitnya aja kalo ngga ngebawa kita ke masa sekarang yang lagi hepi/sedih, kadang suka melempar kita ke memori yang lalu-lalu gitu. Sama halnya kayak foto. Padahal cuma selembar, tapi bisa menyajikan ribuan memori yang dulu pernah dilalui bersama (duile pagi-pagi).

Kali ini, gue ingin bercerita sedikit soal duo akustik gue yang menjadi penghangat disaat band gue Indonesia Attack memutuskan buat 'istirahat' sejenak. Perkenalkan, nama kita Tea Mate atau Rekan Ngeteh (halah hahaha).
Awal mulanya adalah, ketika gue bertemu dengan seorang cowok Jepang ciamik bernama Hiroshi Toyoshima, atau nama Indonesianya Mas Opih (entahlah temen gue si Mamah itu ngasih nama orang sembarangan aja tapi udah melekat di hati hakhakhak) di kelas Bahasa Inggris. Berselang dari situ, gue mendapat tawaran manggung akustikan di sebuah live house di kota, dimana ownernya juga gue kenal baik dan gue dulu sama Indonesia Attack sering manggung juga disitu. Di live house itu juga biasanya tiap 2 minggu sekali suka ngadain event akustikan bernama Jaka-Jaka. Gue juga gatau kenapa namanya Jaka-Jaka, mungkin maksudnya tidak ingin melupakan para Jaka-Jaka seperti Jaka Tarub dan Jaka Sembung di Indonesia ya (ih naon garing).
Dan gue gabisa manggung sendirian. Bukan gabisa sih... gue ga pede tepatnya. Terus mengingat hubungan gue sama Amami juga ngga oke (alias gue sedang dalam proses move on saat itu) jadi gue cukup kebingungan mau cari gitaris buat jadi rekan bermusik gue. Pada satu kesempatan setelah kelas beres, gue pun memberanikan diri menanyakan ke si Mas Opih, apakah dia bersedia mau manggung sama gue akustikan.
Ternyata, gayung bersambut. Dia mau gue ajak kencan manggung bersama!

Kebetulan dia ternyata bisa ngegitar, dan punya pengalaman manggung juga. Akhirnya, kita pun sepakat buat jadi duo akustikan untuk acara Jaka-Jaka mendatang. Jujur, gue nervous, karena selain anggota band gue, gue ga pernah manggung bareng sama orang lain. Apalagi, pada saat itu, Mas Opih sendiri sukses menggelitik hati gue.

***

Seperti yang udah gue tulis di blog sebelumnya, duo akustikan ini pun perlu nama. Kan ga seru kalo entar perkenalan namanya cuma Puri-chan dan Hiroshi-kun doang. Pada suatu malam, sembari latihan dan memutuskan lagu apa yang mau dibawakan, gue pun menulis sebuah list nama-nama yang jadi kandidat nama akustikan kita berdua (iya, salah satunya Midnight Tofu hahaha). Setelah dari sekian banyak nama yang disortir dan dipikir ulang, ada salah satu nama yang menurut dia menarik perhatian. Yaitu, Coffee Mate.

Mas Opih: "Ini kenapa ada nama Coffee Mate disini?"
Gue: "Oh.. soale kan situ seneng minum kopi. Keingetan aja."

Mas Opih kalo ke rumah, biasanya paling rajin minta kopi udah kayak hansip. Dan gue, yang bukan penggemar kopi, cuma bisa bikinin doang dan gue pun kepikiran buat nulis itu sebagai kandidat nama duo. Tapi pada malam itu, kita berdua lagi ngeteh bareng, bukan ngopi. Mas Opih sambil nyeruput tehnya, kemudian berkata:

"Gimana kalo Tea Mate aja? Kan kita berdua lagi minum teh bareng ini."

Kemudian gue baru nyadar. Iya juga. Kalo dia ngopi, gue biasanya ngga pernah jadi rekan ngopi doi. Tapi kalo ngeteh, baru deh gue ikutan. Akhirnya dengan sepenuh hati, gue menyetujui nama kita berdua. Malam itu, lahirlah, Tea Mate.


Tea Mate pun terbentuk sekitar bulan November (atau Desember? Lufa-lufa ingat) tahun 2013 dan bertahan sampai bulan Maret 2014. Memang, band-nya ngga gitu bertahan lama, tapi hubungan kedua orangnya sukses bertahan selama 2 tahun kurang :3 *oke di sesi ini kita teruskan kapan-kapan saja ehe*

Berikut salah satu video kita, saat kita manggung pertama kalinya di event Jaka-Jaka itu, dengan lagu andalan kita, Time Machine.


Lagu ini berjudul 'Time Machine' yang gue ciptakan dengan ngga sengaja huahuahua. Iya, kebanyakan lagunya juga bahasa Inggris karena gue merasa menciptakan lagu pake bahasa Inggris jauh lebih gampang ketimbang bahasa Jepang (ya maklum lah gue juga ga jago-jago banget bahasa Jepangnya huhuhu). Isi ceritanya mah, cuma ceritanya dua pasangan yang dulunya saling mencinta, putus, tapi masih cinta. Iyah, tipikal FTV-nya Indonesia banget wkwkwk. Yah sama seperti jalan cerita FTV itu, hepi ending kok. Cuma ga diceritain aja... (???) Mas Opih disini kebanyakan diem--karena dia bilang dia ga pede sama suara dua-nya. Jadi cuma jadi pengiring gue aja selama nyanyiin lagu ini. Original-nya lagu Time Machine, terselip lirik bahasa Jepang yang dirikues secara khusus sama Mas Opih.

"Gamau tau. Masukin lirik bahasa Jepang! Kalo salah gue benerin pokoknya tulis aja dulu!"
Katanya, di telepon.
Njeh, Mas.

Lagu Time Machine ini pun di-remake lagi sama band gue, Indonesia Attack buat dijadiin versi band-nya dan dimodifikasi sedikit; seperti dihilangkan bagian bahasa Jepangnya dan diganti gitar solo-nya Amami. Monggo di cekidot, gan :3



Meski bisa terbilang masih baru dan ngga lama, Tea Mate sukses dikenal sama beberapa musisi lokal--tapi bukan ke band-nya, lebih ke: "Lho kalian pacaran ya??" -____-

Dalam waktu sebentar itupun, kita berdua punya 1 karya yang sampe sekarang ga nambah-nambah :)) hahaha. Ya, setidaknya, ada kenang-kenangan sampe akhirnya kita memutuskan buat 'berpisah' karena Mas Opih sendiri saat itu udah lulus. Gue rikues sama dia, tolong tulisin lirik dan gue bakal arrange musiknya, dan direkam dengan serius. Setidaknya kita ga cuma numpang eksis aja sebagai duo candu teh yang bisanya cuma berantem-baekan tiap latihan.

Suatu hari Mas Opih dateng ke rumah dan membawa semua peralatan perang dia alias gitar dan kertas-kertas dan buku buat corat-coret lirik lagu. Ngga perlu waktu sehari, dalam semalaman, gue pun berhasil menciptakan lagu baru kita berdua, yang dinyanyikan kita berdua yang liriknya pun terdiri dari dua orang berbeda yang berjudul 'Amanogawa' atau bahasa Inggrisnya, 'The Milkyway'.

Lagunya sendiri, secara tidak sengaja menceritakan dua kisah cinta antara Orihime dan Hikoboshi--dimana itu merupakan cerita legendaris terkenal di Jepang. Gampangnya, Orihime dan Hikoboshi dipisahkan antara sungai besar (galaksi Milkyway) yang dimana mereka juga cuma bisa bertemu satu tahun sekali. Bayangkan. Yang LDR cuma bisa ketemu sebulan 2 kali aja udah mpot-mpotan gimana ini setahun sekali?!! Mungkin yang tengah LDR-an sejenis dua pasangan ini, paham sekali ya kalo perasaannya tuh sakit sekali... :(
Seiring dengan terciptanya lagu ini sendiri, bertepatan pula pada malamnya saat lagu ini 'rilis', Mas Opih harus bertolak ke Tokyo buat memulai hidup baru dan gue masih harus tinggal di Kochi buat nerusin kuliah (heyaaa). Jadilah, gue dan Mas Opih harus berjauhan yang dibatasi oleh lautan karena Tokyo dan Shikoku berada di pulau berbeda. Deuh udah makin kayak curhat dua anggotanya beneran ya, padahal bikinnya ga sengaja lho :(((

Perpisahan kita berdua pun lumayan....... sedih :(

Ya Allah Puri kok bulet amat :(


sedih banget, karena selama berkolaborasi, gue dan Mas Opih jadi sangat dekat sekali dan tiba-tiba musti berpisah begitu aja. Meski sesaat setelah dia lenyap dari pandangan malam itu sehabis kita berpelukan yang terakhir kalinya, dia nge-message gue dan bilang:


「今までありがとう。いつまでもティーメイトは変わらないから。」(Terima kasih ya selama ini. Sampai kapan pun Tea Mate ngga akan berubah kok.)

Tapi yang namanya masa depan, ngga pernah ketebak dan diketahui, hidup manusia aja bisa berubah, begitupun hubungan kita berdua.

Lagu Amanogawa sendiri, sudah berusia 1 tahun di bulan Juli tanggal 7 lalu. Gue (dan mungkin Mas Opih) sendiri suka 'merayakan hari jadi' kita berdua dengan mendengar lagu Amanogawa dari masing-masing tempat. Bagi yang mau coba denger, monggo di klik disini :3 Pake bahasa Jepang sih, tapi semoga suka yaaa ehe.

1 comment:

  1. Gue suka sama kalimat ini

    "Tapi yang namanya masa depan, ngga pernah ketebak dan diketahui, hidup manusia aja bisa berubah, begitupun hubungan kita berdua.."

    Waktu masih kuliah, sebelum akhirnya berhenti, dosen gue pernah bilang,

    Satu - satunya yang abadi di dunia ini adalah perubahan.

    Umur 23. Bayang - bayang 'masa remaja' belum begitu jauh, tapi perbedaannya kerasa banget. Dulu temen yang deket, susah bareng, menderita bareng, hari ini tau - tau sudah berubah, entah karena materi, 'naik kelas' atau punya teman baru.

    Bahkan kalau setiap harinya ketemu dan udah janji segala macem buat terus bersama pun, ga ada jaminan sama sekali besoknya orang itu ga akan berubah dan tetap disini..

    Ah, kenapa jadi galau gini nuansanya.. Nuansa anyep2 kenangan #hoah..

    ReplyDelete